Rasakan Kenyamanan Maksimal dengan GoFood Plus dan Grab Now Motor

Rasakan Kenyamanan Maksimal dengan GoFood Plus dan Grab Now Motor

Di era di mana kecepatan dan kenyamanan menjadi prioritas utama, layanan pengiriman makanan secara daring telah menjadi bagian integral dari gaya hidup modern. Dua pemimpin dalam industri ini, Gojek dengan GoFood Plus-nya dan Grab dengan Grab Now Motor, saling bersaing untuk mendominasi pasar yang semakin berkembang ini.

GoFood Plus: Memperkenalkan Standar Baru dalam Pengiriman Makanan

GoFood Plus adalah inovasi terbaru dari Gojek, platform layanan pengiriman dan ride-hailing terkemuka di Asia Tenggara. Dengan fitur GoFood Plus, Gojek berkomitmen untuk memberikan pengalaman pengguna yang unggul dengan menawarkan layanan pengiriman makanan yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih andal.

Salah satu keunggulan GoFood Plus adalah keberadaan mitra pengemudi yang telah melalui proses seleksi yang ketat dan pelatihan yang intensif. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengemudi memenuhi standar kualitas tertentu dalam hal pelayanan dan profesionalisme. Selain itu, GoFood Plus juga menawarkan beragam pilihan restoran premium dan eksklusif yang tidak tersedia di platform Gojek reguler.

Fitur lain yang membedakan GoFood Plus adalah fokusnya pada kualitas dan keamanan makanan. Gojek telah menjalin kemitraan dengan restoran-restoran terkemuka dan mengimplementasikan prosedur pengemasan dan pengiriman yang ketat untuk memastikan bahwa makanan tetap segar dan higienis selama proses pengantaran. Untuk itu kamu harus tahu juga cara pakai GoFood Plus.

Grab Now Motor: Menghadirkan Fleksibilitas dalam Pengiriman Cepat

Di sisi lain, Grab Now Motor merupakan inovasi terbaru dari Grab, perusahaan teknologi yang dikenal atas layanannya dalam bidang transportasi dan pengiriman. Grab Now Motor menawarkan solusi pengiriman makanan yang cepat dan fleksibel dengan memanfaatkan armada sepeda motor pengiriman Grab yang telah tersebar luas di berbagai kota.

Keunggulan utama Grab Now Motor adalah kecepatan pengantaran yang superior. Dengan memanfaatkan sepeda motor, Grab dapat mengatasi kemacetan lalu lintas dan mencapai waktu pengiriman yang lebih singkat dibandingkan dengan layanan pengiriman lainnya. Hal ini membuat Grab Now Motor menjadi pilihan yang sangat disukai bagi pengguna yang menginginkan makanan yang cepat sampai ke tempat mereka.

Selain itu, Grab Now Motor juga menawarkan fleksibilitas yang tinggi dalam hal jangkauan pengiriman. Dengan armada sepeda motor yang luas, Grab dapat melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor lainnya, memastikan bahwa pengguna di berbagai lokasi dapat menikmati layanan pengiriman makanan yang sama-sama prima.

Persaingan Sengit dan Masa Depan Industri

Perang antara GoFood Plus dan Grab Now Motor mencerminkan persaingan sengit antara dua raksasa teknologi dalam upaya mereka untuk mendominasi pasar layanan pengiriman makanan yang sedang berkembang pesat. Kedua platform tersebut terus berinovasi dan meningkatkan layanan mereka untuk memenuhi tuntutan konsumen yang semakin tinggi akan kualitas, kecepatan, dan kenyamanan.

Di masa depan, perkembangan teknologi seperti penggunaan drone atau kendaraan otonom mungkin akan mempercepat proses pengiriman dan mengubah lanskap industri ini secara keseluruhan. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa persaingan antara Gojek dan Grab akan terus memacu inovasi dan memberikan manfaat bagi pengguna, memastikan bahwa layanan pengiriman makanan akan terus berkembang dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bagi yang ingin order grab langsung tanpa nunggu bisa baca cara pesan Grab Now motor.

Awalnya sy coba2 aja iseng2 ceritanya. Krn saat itu sy sdg tdk ada kegiatan, ditambah lagi, sy bru saja resign dri pekerjaan saya.

Jadi, ibu saya ini serba bisa membuat apapum jenis makanan, kue, dll, semuanya enak dan tak kalah dri restoran2 mahal. Nah, ibu saya memang dari dulu semenjak sy kuliah ingin berjualan online. Cuma, krn sy kuliah di luar kota, jdi terkendala dibagian operasional ttg bagaimana nantinya sisten jualan online. Krn ibu saya agak susah untuk menggunakan teknologi dan sosmed2.

Akhirny, bru ada kesempatan akhir tahun lalu, 2021 sy mencoba membuka akun gofood untuk berjualan. Barengan dg sy yg jualan cemilan kyk seblak kering, makaroni, dan beberapa jenis minuman.

Ibu handle makanan berat, sy handle minuman dan cemilan. Jadi, kami buka toko di gofood selama 24 jam, krn kbtulan ibu setiap hari kalau malam bikin kue untuk jualan besok pagi.

Nah, awal2 memang tdk ad yg beli. Cuma stlah 1 mingguan buka toko di gofood, akhirnya ada juga pembeli yg memesan nasi timbel ayam, dan beberapa cemilan. Senang rasanya akhirnya ada pembeli juga. ?

Hmm. Kalau ngomongin mslah suka dan duka, ada bbrp sih..

Dukanya, pernah suatu hari sekitar jam 3 malam, ada orderan masuk. Sy otomatis lsg kebangun, dan menerima pesanan itu. Pas saat itu sy lsg excited lsg siapin pesanannya, tp ternyata otomatis terbatalkan. Krn sistem gofood akan otomatis ngebatalin pesanan yg masuk kalau tdk ad driver yg mau ambil atau antar. Hal yg bru sy tau saat itu. Tp, ad aturan, kalau semisal makanan sudah jadi, trs gak dpt driver, makanan bisa diajukan klaim ke pihak gofood. Hal ini juga bru sy tau. Duh dasar sy memang gak baca2 dlu ini mah. Tp sy anggap sbg pengalaman sih. Hehe.

Duka yg lain juga sy selalu menitipkan note di setiap pesanan untuk memberi ulasan dan rating untuk makanan yg diorder. Tp gak ada satupun yg nyangkut. Wkwk.

Sama juga, kan kalau gofood itu suka ngadain promo, nah ternyata ada promo yg gofood tanggung, ada yg penjual tanggung. Krn sy ini maunya laku aja dlu gitu kan. Akhirnya sy ikut tuh daftar untuk ngadain promo di toko sy. Setelah ad yg pesan, ternyata lbh banyak ruginya sih. Krn sy gak mgkn naikin hrg makanan di akun gofood, krn kan udh ngepas antara fee per orderan utk gofood, sm hal2 lainnya. Akhirnya sy ikut promo yg gofood tanggung aja deh. ?

Oke, kalau sukanya, sy jdi belajar banyak hal baru dlm perhitungan harga utk jualan dg toko online seperti gofoofd atau grabfood dan jualan scr langsung (pembeli dtg lsg).

Pernah juga sy dpt orderan sore2, ternyata driver yg ambil pesanannya teman SMA sy yg sudah lama gak ktmu. Haha. Senang juga malah jadi menyambung silaturahim. ??

Oh iya, kalau untuk pembeli pertama di toko gofood sy, sy lupa. Hehe. ??

Sayangnya skrg tokonya nggak jalan lagi, krn sy sedang di luar kota, dan ibu gak bisa ngehandle pesanan gofood sendirian kalau semisal sy gk ada. Jdi sementara ditutup dlu tokonya. Walau padahal sangat seru ternyata buka toko seperti itu. Hehe.

Apa tips dan trik supaya sukses berjualan di GoFood dan Grabfood bagi yang berjualan makanan dari rumah?

Saya coba bantu jawab ya, kebetulan saya pernah jualan makanan via GoFood dari rumah (bukan ruko/resto). Saya buka 2 resto dengan nama yang berbeda dan menu yang agak berbeda juga tapi di satu alamat. Dibilang sukses sebetulnya masih jauh karena frekuensi penjualan masih minim tapi setidaknya rating resto saya 4.8 sebelum akhirnya tutup karena harus pindah ke kota lain

Ok kita mulai dari tips pertama ya

  1. Pasang foto makanan yang menarik

Jualan di GoFood itu sama saja dengan jualan online - customer tidak bisa melihat langsung barangnya sebelum beli, jadi sudah pasti foto makanan jadi faktor paling penting supaya calon customer tertarik.

Paling malas kalau mau order makanan di GoFood yang tidak ada fotonya, kecuali kalau memang pernah beli sebelumnya

Karena itu usahakan buat foto makanan yang menarik untuk diupload ke GoFood. Kalau belum bisa hire food photographer profesional, kamera ponsel juga sudah cukup baik kok, tinggal dipoles sedikit hasilnya

Kuncinya adalah mengambil foto makanan dengan pencahayaan alami yang cukup, misalnya di teras rumah di siang/sore hari atau di dekat jendela besar kalau indoor.

Gunakan properti tambahan yang bisa membuat foto makanan terlihat lebih menarik. kalau ada budget bisa beli alas foto di marketplace yang harganya mulai dari 50 ribuan tergantung ukuran. Manfaatkan juga barang-barang di sekitar kamu yang kira2 bisa mempercantik foto.

contoh alas foto di marketplace, tinggal pilih sesuai kebutuhan dan selera - sumber: tokopedia,com

contoh foto makanan yang diambil dengan kamera ponsel tanpa editan (sumber: koleksi pribadi)

Setelah diedit dengan cara menaikkan hue, saturasi dan brightness, bisa pakai Canva, IrfanView atau aplikasi android seperti Foodie dan Snapseed (gratis), lumayan jadi terang dan kinclong dikit (sumber: koleksi pribadi)

Makin keren pakai alas foto + bunga plastik + tomat + potongan keju dan diedit lagi. Belum sekeren hasil fotografer makanan profesional tentunya, tapi not bad buat awal.

(sumber: koleksi pribadi)

Kalau ga sempat foto dan ambil foto di internet aja gimana? Boleh saja tapi usahakan hanya untuk makanan/minuman yang standar seperti es jeruk/es teh/tahu/tempe goreng yang kira-kira tampilannya di mana-mana sama.

Jangan sampai misalnya jualan pizza ekonomis yang isinya roti pizza+potongan sosis+saos tomat+keju parut tapi kita pasang foto pizza dari waralaba terkenal dengan topping berlimpah dan keju mulurnya. Customer bakal kecewa karena ekspektasi tidak sesuai harapan

2. Rasa Makanan

Namanya jualan makanan tentu saja rasa harus jadi prioritas utama. Foto makanan menarik tapi rasanya ngga enak, customer ngga akan kembali lagi. Ini tergantung resep dan skill masak masing-masing ya, jadi memang agak susah dijadikan patokan

Tapi meskipun rasa makanan kita standar, setidaknya selalu terapkan quality control ke makanannya. Cicipi makanan yang akan diberikan kepada pembeli, jangan keasinan/kemanisan/gosong etc. Jangan sajikan kalau makanan ternyata sudah kurang layak (misalnya basi).

Perhatikan juga soal kehigienisan makanan, jangan sampai ada rambut atau lalat/semut ikut nempel di makanan atau kemasan.

3. Kemasan harus menarik

Kalau bisa menyediakan kemasan yang menarik seperti box resto fast food ternama itu bagus karena bisa untuk branding resto ke depannya. Tapi tentu saja modalnya cukup besar karena ada jumlah minimal order untuk pemesanan box makanan dengan logo resto kita, minimal 1000 pcs biasanya

Kalau modal terbatas, bisa pakai cup/box/gelas/pouch polos kemudian ditempel stiker bergambar logo resto kita, lengkap dengan no kontak dan akun media sosial. Dengan modal sekitar 30 ribuan bisa dapat 1 lembar stiker berukuran A3 yang dalam setiap lembarnya bisa jadi beberapa stiker label tergantung ukuran label kita.

Saya pakai pouch plastik yang harganya sekitar 300 rupiah per pcs-nya, tinggal ditambah stiker logo jadi kelihatan mewah (dikit)

Untuk musim COVID seperti sekarang, akan lebih bagus jika dilengkapi kertas bertuliskan nama kru yang menyiapkan makanan dan suhu tubuhnya serta segel makanan untuk meningkatkan kepercayaan pembeli.

4. Rutin ikut promo

Di GoFood, resto bisa membuat promo potongan harga sendiri. Besaran potongan harga bervariasi mulai dari 10 persen CMIIW. Kalau trik yang saya gunakan adalah dengan cara menaikkan harga dulu baru diikutkan promo.

Misalnya sejak awal kita sudah menentukan harga jual makanan kita 20 ribu, nah waktu upload menu, kita set harganya jangan 20 ribu, tapi lebih tinggi - misalnya 25 ribu. Baru setelah itu kita buat promo diskon menjadi 20 ribu.

Aplikasi GoFood akan meletakkan menu-menu yang ikut promo di bagian atas sehingga kemungkinan dilirik oleh pembeli lebih besar

(kalau ada Quorawan di sini yang pernah order menu promo dari resto saya dan merasa "tertipu" dengan harga promo saya, mohon dimaafkan ya)

5. Sesuaikan jenis makanan dan harga dengan demografis sekitar lokasi

Karena pertanyaannya tentang jualan makanan dari rumah via GoFood jadi saya asumsikan penanya baru merintis usaha makanan kecil-kecilan dari rumah, bukan pengusaha bermodal besar yang langsung buat resto atau buka cabang franchise di lokasi strategis

Customer yang order via GoFood sebagian besar biasanya lokasinya ada di sekitar resto karena jarak antar GoFood memang terbatas dan faktor waktu tunggu juga.

Saya biasanya iseng nanya ke driver orderannya diantar ke mana dan rata-rata lokasi pembeli itu maksimal dalam radius 2 km dari resto. Kalau kejauhan biasanya orang lebih memilih resto yang lokasinya lebih dekat.

Jadi sebelum menentukan menu apa yang akan kita jual dan harganya alangkah baiknya mempelajari dulu karakteristik dan demografis calon konsumen di dekat lokasi resto, kira-kira mereka termasuk kategori ekonomi mana, apakah daerah residensial atau perkantoran, apakah dekat dengan sekolah/kampus dll

Ini penting supaya tidak salah market. Awal buka resto, saya dan istri menyewa sebuah kios kecil yang lokasinya di pinggir jalan raya. Harapannya selain dapat orderan dari GoFood, bisa menjaring banyak calon pembeli secara offline karena faktor lokasi tadi. Yang kami jual adalah menu ayam bakar/goreng yang biasanya di mana-mana laku ditambah snack seperti sosis bakar, kentang goreng dsb serta minuman ala-ala bubble drink.

Ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Kenapa? Karena yang tinggal di sekitar lokasi kios tadi adalah masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang lebih sering masak sendiri daripada beli makanan matang, juga karyawan bengkel kecil/toko besi/dll yang lebih suka makan di warteg karena lebih murah. Buat mereka (mungkin) daripada beli ayam goreng 17.500 lebih baik makan kenyang di warteg dengan budget yang lebih ekonomis.

Saya ingat betul pembeli resto saya waktu itu orangnya ya itu-itu saja: pemilik warung kelontong sebelah kios (hampir tiap hari beli 1 potong dada ayam dibagi untuk lauk makan siang/malam bersama sekeluarga yang terdiri dari 5 orang), mbak2 pegawai salon depan (ini belum tentu tiap hari beli), plus anak2 kampung belakang kios yang kalo datang rombongan tapi yang beli cuma 1 orang, beli kentang goreng 1 bungkus dan dibagi rame-rame.

Yang order via GoFood sangat jarang bahkan sering tidak ada. Trafik pembeli dari jalan raya juga tidak bisa diharapkan karena meskipun ramai, jalan tersebut merupakan jalur orang berangkat dan pulang kerja ke dan dari Jakarta sehingga orang cuma buru-buru lewat doang kalau pagi dan malam, sementara siang sepi.

Cuma bertahan 3 bulan, kami akhirnya menyerah dan melanjutkan usaha kami full lewat GoFood dari rumah. Lokasi rumah ada di dalam cluster perumahan yang tergolong menengah ke atas, yang warganya sangat jarang bersosialisasi jadi trafik offline hampir bisa dikatakan nol. Apalagi di cluster tersebut sebetulnya ada aturan tidak boleh buka warung/tempat usaha tapi kami nekat aja karena kepepet.

Supaya tidak ketahuan RT, kami tidak memasang spanduk atau banner GoFood layaknya resto lainnya, cuma kertas A4 bergambar logo dan nama resto ditempel di tembok rumah. Para driver yang pertama kali dapat orderan dari resto kami biasanya bingung cari lokasi resto karena tidak ada banner resto - kalau tanya ke satpam cluster mereka juga ngga tahu yang mana restonya :)

Ternyata orderan lewat GoFood justru meningkat signifikan karena warga perumahan yang terdiri dari beberapa cluster rata-rata hobi jajan dan jarang masak. Bahkan tetangga yang rumahnya cuma beberapa meter dari rumah kami sering order via GoFood daripada datang langsung. Yang begini biasanya yang dicari oleh para abang driver karena mereka ngga perlu jauh-jauh mengantarkan pesanan

Kami juga bisa membuat resto baru dengan menu lain yang harga dan jenisnya cocok dengan selera sekitar

Spaghetti, anyone?

6. Jalin hubungan baik dengan para driver

Ini penting karena para driver merupakan penghubung antara kita sebagai penjual dengan pembeli. Kalau kita baik dan ramah dengan para driver, mereka juga akan senang mengambil orderan di resto kita, bahkan bisa membantu mempromosikan usaha kita.

Sediakan tempat yang nyaman untuk mereka menunggu, sediakan minuman (air minum kemasan gelas misalnya), dan kasih akses ke WiFi supaya mereka ngga bete (seringnya justru makanan sudah ready mereka ga langsung berangkat karena tanggung belum kelar nonton video di Yotube :) )

Selalu komunikatif dengan para driver, misal ada orderan masuk tapi stok habis atau belum siap, biasanya saya telpon dulu ke drivernya menanyakan apakah mereka bersedia menunggu dan menginfornasikan ke pembeli. Jadi driver juga tidak kecewa karena sudah datang jauh-jauh ternyata makanan habis dan ujung-ujungnya orderan terpaksa dicancel.

7. Utamakan kepuasan pembeli

Jika ada masalah yang kira-kira bisa membuat pembeli jadi kurang puas jangan dibiarkan saja karena dari pengalaman saya rata-rata pembeli yang puas akan repeat order terus. Yang sering saya alami adalah kadang lupa memberikan pelengkap seperti kerupuk, lalapan, atau mungkin banyak order masuk bersamaan sehingga waktu proses pesanan jadi lebih lama.

Awal-awal join ke GoFood, nomor ponsel pembeli ditampilkan di rincian order sehingga penjual bisa menghubungi pembeli secara langsung jika ada masalah dengan orderannya, tapi sekarang nomor pembeli tidak lagi ditampilkan dengan alasan privacy protection jadi agak ribet karena cuma bisa minta tolong ke driver untuk dihubungkan dengan pembeli.

Untuk kondisi pesanan lama diproses karena ramai, biasanya saya kasih komplimen berupa free minuman atau snack disertai catatan minta maaf supaya pembeli maklum. Kalau untuk item yang terlupa (dan pembeli tidak atau malas komplain) biasanya saya catat nama pembelinya dan kalau ybs order lagi saya kasih pengganti item yang terlupa di orderan sebelumnya dengan selipan catatan permohonan maaf.

8. Aktif di media sosial untuk mempromosikan usaha

Ini sih sepertinya sudah jadi keharusan di era 2.0 ya, bikin IG/FB Page udah pasti wajib, jangan lupa juga daftar di Google MyBusiness supaya bisnis kita bisa muncul di Google Map. Waktu no ponsel customer masih ditampilkan di orderan, saya sering screenshot orderannya supaya nomornya tersimpan. Setelah cukup banyak saya jadikan sebagai custom audience dan lookalike audience sehingga bisa ditarget lewat FB Ads.

9. Ikut group komunitas GoFood Partners di FB

Banyak tips dan trik yang bisa didapatkan baik dari GoFood maupun dari sesama rekan penjual di GoFood. Pihak GoFood juga aktif memberikan pelatihan secara daring tentang bagaimana mengembangkan bisnis kuliner, mulai dari strategi bisnis dan pemasaran, finansial, promosi dan lain-lain. Sering bagi-bagi doorprize juga lho

Kira-kira itu yang bisa saya sharing sebagai mantan pemilik resto di GoFood. Kalau GrabFood mungkin tips-tipsnya juga sama ya soalnya saya sendiri tidak berhasil join ke Grabfood katanya karena no eKTP saya tidak terdaftar di website KPU

Iya saya memang ga ikut Pemilu jadi otomatis KTP saya ga kedaftar di web KPU, tapi apa ya pihak Grab bisa verifikasi data dari web Kemendagri misalnya.


Lovina Ananda

232 Blog posts

Comments